And The Story Goes ☁
Jan 26, 2018
Cerita Suatu Pagi
Mendengar itu jadi keinget beberapa tahun lalu waktu papa aku sendiri yang mengalami hal seperti itu, malah lebih parah, ga ada income sama sekali sela beberapa bulan. Hal pertama yang aku rasakan? Sedih, takut. Tapi ternyata aku bisa kok melewati itu semua.. in the end, jadi terbiasa kali ya. Then aku cerita deh soal keluarga aku dulu dan cerita bagaimana perasaan aku, gimana aku menghadapi itu.. aku berusaha menyampaikan ke bapak bahwa anak-anaknya sudah dewasa dan will be just okay.. walaupun pasti butuh waktu untuk beradaptasi. Intinya sih cerita dari point of view seorang anak. dan ga disangka, si bapak nangis! Sampai sesunggukan malah. Aku sampe kaget, haduh, nangis lagi anak orang hahaha. Beliau lalu bilang, "ya ampun mbak, terima kasih sudah cerita ini ke saya. Jujur aja saya pagi ini maleeees banget narik, karena saya kemarin semalaman nangis diam-diam karena keingat anak-anak saya. Tapi saya bersyukur sekali bisa ketemu mbak pagi ini, terima kasih ya mbak.. saya akan cerita ini ke istri saya nanti".
Well it makes me realize and kind of flashback of what I've been through. Dan aku bersyukur sekali diingatkan untuk bersyukur lagi sama Allah lewat si bapak. Aku bersyukur saat itu sekeluarga sehat, malah alhamdulillah jadi hijrah ke pribadi yang lebih baik, in syaa Allah. Dan tetap menjadi orang-orang yang bahagia walaupun kehidupan ekonomi saat itu kurang baik. Dan memang kebahagiaan ternyata emang gak selalunya butuh uang banyak, kok. Tapi menjadi orang yang mensyukuri apa yang kita punya simply membuat kita jadi orang yang bahagia. Menjadi reminder juga bahwa eventually, everything will be just okay :)
Oh ya, dan satu lagi, terima kasih karena membuat saya sadar saya bisa berarti untuk orang lain, ya pak :)
Sep 26, 2017
Menjadi Ibu
Sep 17, 2017
Bedtime Talk
Kemarin malam, as usual aku dan Luthfi ngobrol sebelum tidur. Tapi yang kemarin kita ngobrol sedikit "berat" topiknya, ada hal yang aku diskusikan dengan Luthfi, melihat sudut pandangnya sebagai laki-laki, mengenai salah satu teman baik kita yang sedang memiliki masalah rumah tangga.
Diakhir pembicaraan, kita berdua mengucap syukur, alhamdulillah kami berdua diberikan nikmat dan rezeki oleh Allah untuk saling mencintai dan dicintai hingga saat ini. Pernikahan kita memang masih kecil umurnya, baru 2 tahun tapi kita sangat bersyukur bahwa kita menikah dengan satu sama lain. Dengan apapun yang kita lalui, kita dapatkan selama pernikahan ini. Dan kita berdoa bersama-sama semoga pernikahan kita sampai nanti kita berdua meninggal & bertemu kembali di Jannah-Nya.
Setelah bedtime talk dengan Luthfi, rasanya hati ini penuh sekali. Penuh karena kayaknya aku ga perlu apa-apa lagi; I am happy with my life. Diperjalanan kami menikah memang ga selalu lurus aja atau naik terus tapi ada turunnya. Cuma aku bersyukur sekali kita berdua bisa terus ingat untuk bersyukur atas apa yang kita miliki, menguatkan satu sama lain. Tapi yang membuat kita selalu ingat untuk bersyukur sebenarnya setelah keberadaan Ahza di hidup kita. He simply made our life happier. Dan kita berdua masih jauhhhh sekali perjalanannya in syaa Allah dalam menjadi pasangan suami istri dan orang tua. Semoga Allah selalu menjaga dan memudahkan jalan kami sekeluarga, aamiin :)
Sep 13, 2017
Catatan Malam Hari
Ada teman bercerita mengenai masalah rumah tangganya. Pelik, rasanya kalau aku yang diposisi dia kayaknya aku gak bakalan kuat. She's one of the strongest woman I know! Padahal masalahnya bertubi-tubi..
Tapi disisi lain, aku jadi selalu diingatkan untuk bersyukur. Bersyukur aku bahagia kayak begini. Pernikahanku jauuuuh banget dari kata sempurna, tapi aku bersyukur sekali dinikahi dengan suamiku. Walaupun suamiku banyak kurangnya (begitu juga aku) tapi aku bahagia sekali dia imam yang amanah, bertanggung jawab, sayang sekali dengan aku, Ahza, keluargaku, teman-temanku. Dia sayaang sekali dengan ibunya. How he treats his mother makes me fall in love deeper with him. Dia juga sabaaaaaar banget menghadapi aku hahaha. Soalnya aku sedikit keras kepala (sedikit?? 😂). Tapi dia sabar sekali sama aku, menasehati aku, membimbing aku. Dan usahanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga kami luar biasaaa banget.
Waktu aku hamil, melahirkan dan mengurus Ahza dia nemenin semua, ga melewatkan apapun. Kita memang ga pernah membedakan pekerjaan suami dan istri, jadi aku bersyukur sekali suami aku ga pernah hitung-hitungan soal mengurus Ahza. Semua bisa dia lakukan kecuali cebokkin Ahza kalau habis BAB wkwk dan menyusui.
Nah kan setelah ditulis jadi banyak banget yang jadi reminder untuk terus bersyukur. Barakallahu fiik, my love. Thank you for taking care your little family ❤️
Sep 12, 2017
#1
Kadang yang tadinya pengen ngeluh ini itu begitu nulis kok yang ditulis jadinya bukan keluhan, tapi pelajaran-pelajaran yang aku ambil dari keluhan-keluhan tersebut. Jadinya malah jadi reminder untuk bersyukur terus atas apa yang Allah kasih ke aku.
Dan itu hanya berawal dari sebuah notebook dan pulpen :)